A.
Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas menurut para ahli, antara lain:
Arikunto (2002) mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajara mengajar
atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan.
Menurut Wilford (James M. Cooper, 1995) pengelolaan kelas
merupakan seperangkat perilaku ang kompleks dimana pembelajar menggunakan untuk
menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukkan para pebelajar
mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.
Sedangkan
menurut Woolfolk (2004) tujuan utama dari pengelolaan kelas adalah untuk
memelihara lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif.
Ahmad (1995) menyatakan pengelolaan kelas adalah segala
usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi pebelajar untuk belajar dengan baik sesuai
kemampuan.
Sedangkan
menurut Pidarta (2000) “pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan
alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas.”
Sudirman
(dalam Djamarah 2006) “Pengelolaaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan
potensi kelas.”
Weber (1979) mengklasifikasikan pemahaman pengelolaan
kelas kedalam dua pengertian, yaitu pendekatan otoriter dan pendekatan
permisif.Pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan pembelajaran
untuk mengkontrol tingkah laku pebelajara, pembelajar menciptakan dan memlihara
aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat.
Pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah
upaya yang dilakukan oleh pembelajar untuk memberi kebebasan untuk pebelajar
melakukan berbagai aktivitassesuai dengan yang mereka ingnkan.
Berdasarkan
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas (classroom
management) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajaran dalam upaya
menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agara
proses belajara mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
Dilihat
dari sudut pandang sarana, penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas
merupakan upaya pembelajar untuk mengatur kegiatan proses belajar mngajar
secara sistematis yang mengarah pada penyiapan saran dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar
mengajar berjalan dengan baik agar tujuan kurikuler dapat tercapai secara
optimal baik secara individual maupun kelompok.
Bertolak dari definisi tersebut, pada hakekatnya
pengelolaan kelas dilakukan untukmendukng terjadinya proses pembelajaran yang
lebih berkualitas. Berikut ini beberapa hakekat pengelolaan kelas:
1.
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan pembelajar
yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang tidak diharapkan,
menciptakan hubungan interpersonal yang aik dan iklim sosio-emosional yang
positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan
efektif.
2.
Tujuan
pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
3.
Pengelolaan
kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang
efektif merupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efekif.
B.
Problem-problem
Dalam Kelas
Ada dua jenis masalah dalam kelas, yaitu yang bersifat
perorangan atau individual dan yang bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah
perorangan atau individual dan masalah kelompok seringkali menyatu dan amat sukar
dipisahkan yang satu dari yang lain. Namun demikian, pembedaan antara kedua
jenis masalah itu akan bermanfaat, terutama apabila guru ingin mengenali dan
menangani permasalahan yang ada dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya.
Masalah dalam kelas tersebut, yaitu :
1.
Masalah Individual :
·
Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
·
Power seeking
behaviors (pola
perilaku menunjukkan kekuatan/kekuasaan)
·
Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
·
Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
Keempat masalah individual tersebut
akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak
hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain
atau kelompok. Ada empat teknik sederhana untuk mengenali adanya
masalah-masalah individu seperti diuraikan diatas pada diri para siswa.
Ø Jika
guru merasa terganggu (atau bosan) dengan tingkah laku seorang siswa, hal itu
merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari
perhatian.
Ø Jika guru merasa terancam (atau merasa dikalahkan), hal itu
merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari
kekuasaan.
Ø Jika guru merasa amat disakiti, hal
itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah
menuntut balas.
Ø Jika guru merasa tidak mampu
menolong lagi, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin
mengalami masalah ketidakmampuan. Ditekankan, guru hendaknya benar-benar mampu
mengenali dan memahami secara tepat arah tingkah laku siswa-siswa yang dimaksud
(apakah tingkah laku siswa itu mengarah ke mencari perhatian, mencari
kekuasaan, menuntut balas, atau memperlihatkan ketidakcampuran) agar guru itu
mampu menangani masalah siswa secara tepat pula.
2.
Masalah Kelompok:
a.
Kurangnya kekompakan
b.
Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok
c.
Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok
d.
Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang
menyimpang.
e.
Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan
yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru
kegiatan orang (anggota) lainnya saja.
f.
Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku
agresif atau protes.
g.
Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Azhar,
Imam. Pengelolaan Kelas. 2013. Yogyakarta: INSYIRA
http://tugas-makalah.blogspot.com/2012/06/masalah-masalah-dalam-manajemen-kelas.html
diakses pada tanggal 11 Maret 2014
pukul 08;00