A.
Unsur-unsur pengelolaan kelas yaitu:
1.
Preventif,
yaitu upaya atau usaha yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk mencegah
terjadinya gangguan dalam proses pembelajaran.
2.
Perhatian,
yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun
segala sesuatu yang muncul.
3.
Refrensif,
keterampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti
halnya penanganan dalam gangguan keamanan.
4.
Modifikasi
tingkah laku, yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati atau diteliti.
5.
Pengelolaan
kelompok, untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi
dan mengikut sertakan beberapa komponen atau unsur yang terkait.
6.
Diagnosis,
yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab
gangguan maupun unsur-unsur terkait
B.
Tujuan pengelolaan kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah
sebagai berikut:
1.
Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik lingkungan belajar maupun sebagai kelompok
belajar yang memungkinkan pebelajar (siswa) untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan
berbagai halangan atau hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar.
3.
Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot atau peralatan belajar yang mendukung dan
memungkinkan pebelajar (siswa) belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual pebelajar (siswa) di dalam kelas.
4.
Membina
dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individulnya.
Sedangkan
tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (2000) pada hakikatnya terkandung
dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi macam-macam kegiatan belajar pebelajar dalam lingkungan sosial, emosional,
dan intelaktual dalam kelas. Sementara, Arikunto (2000) berpendapat bahwa
tujuan pengelolaaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib
Sehingga
segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Degeng (2000),
menyatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar para pebelajar dapat
belajar secara optimal dan memberdayakan dirinya sesuai potensi dan
karakteristiknya sendiri.
Berdasarkan
beberapa pandangan tersebut, tujuan pengelolaan kelas adalah: 1) Setiap
pebelajar (siswa) terus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan padanya. 2) Setiap pebelajar (siswa) terus
belajar tanpa membuang waktu artinya setiap pebelajar (siswa) akan berusaha
keras supaya cepat menyelasaikan tugas yang telah diberikan kepadanya.
C.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Dalam kelas
Secara
umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan
yaitu, faktor internal dan faktor eksternal pebelajar (siswa). Faktor internal
pebelajar (siswa) berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku.
Faktor
eksternal pebelajar (siswa) berkaitan dengan masalah suasana llingkungan
belajar, penempatan pebelajar (siswa), pengelompokkan pebelajar (siswa), jumlah
pebelajar (siswa), dan sebagainya.
Karena
itu dalam rangka meminimalisasi masalah gangguan dalam pengelolaan kelas perlulah
setiap pembelajar (guru) memahami prinsip-prinsipnya, yaitu:
1.
Hangat
dan Antusias.
Pembelajar
(guru) yang hangat dan akrab pada pebelajar (siswa) selalu menunjukkan antusias
pada tugasnya atau pada aktifitasnya dan berupaya seoptimal mungkin untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
2.
Tantangan.
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah pebelajar (siswa) untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi.
Penggunaan
alat atau media, gaya mengajar pembelajar (guru), pola interaksi antara
pembelajar (guru) dan pebelajar (siswa) akan mengurangi munculnya gangguan,
sebaliknya akan meningkatkan perhatian pebelajar (siswa).
4.
Keluwesan.
Keluwesan
tingkah laku pembelajar (guru) untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan belajar serta menciptakan iklim atau suasana
belajar mengajar yang efektif.
5.
Penekanan
pada hal-hal yang Positif.
Pada
dasarnya dalam mengajar dan mendidik, pembelajar (guru) harus menekankan pada
hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang
negatif.
6.
Penanaman
Disiplin Diri.
Tujuan
akhir dari pengelolaan kelas adalah pebelajar (siswa) dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri.
D.
Alasan Kenapa Pengelolan Kelas Diperlukan
Sebagaimana
telah dijelaskan di atas, bahwa tujuan utama dalam pengelolaan kelas adalah
untuk memelihara kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif;
menambah waktu dalam mempelajari content materi (academic learning time) dengan cara melibatkan pebelajar (siswa)
secara aktif dan tepat selama proses pembelajaran, dan bukan untuk membuat
pebelajar (siswa) duduk manis dan tenang.
Adapun
beberapa alasan kenapa pengelolaan kelas perlu dilakukan oleh pembelajar (guru)
adalah:
1.
Waktu
pembelajaran (more time for learning).
2.
Kebutuhan
akses belajar (access to learning).
3.
Kemampuan
mengelolah atau mengelolah diri (management
for self-management).
DAFTAR PUSTAKA
Azhar
Imam, Pengelolaan Kelas, Yogyakarta: penerbit insyira, 2013