Jumat, 13 Juni 2014

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1


Penguasaan akan keterampilan harus dikuasai oleh seorang guru karna keterampilan mengajar bagi seorang pembelajar (guru) sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang pembelajar (guru) yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai subtansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.
Diantara sekian banyak faktor yang ada dan harus dipenuhi oleh pembelajar (guru) adalah kemampuan dasar mengajar. Faktor ini merupakan bagian integral dari keprofesian guru yang senantiasa harus ditingkatkan agar mampu memilah dan memilih berbagai gaya pembelajaran yang cocok dengan karakteristik pebelajar (murid) apakah behavioristik atau konstruktivistik. Terdapat 8 (delapan) Keterampilan Dasar Mengajar, yaitu:
1.        Keterampilan Bertanya
2.        Keterampilan Memberi Pengauatan
3.        Keterampilan Mengadakan Variasi
4.        Keterampilan Menjelaskan
5.        Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6.        Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok kecil
7.        Keterampilan Mengelola Kelas
8.        Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
A.      Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya terjadi dalam setiap proses belajar mengajar. Seorang pembelajar tidaklah lepas dari aktivitas memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari para pebelajar.
Pengertian dan rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi dan meningkatkan kemampuan berfikir.
Secara detail, tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
1.         Membangkitkan minat dan ras ingin tahu yang di miliki oleh pebelajar (siswa) terhadap suatu pokok bahasan atau materi.
2.         Memusatkan perhatian belajar terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3.         Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat pebelajar (siswa) untuk belajar.
4.         Mengembangkan cara belajar pebelajar (siswa) secara aktif.
5.         Memberikan kesempatan kepada pebelajar (siswa) untuk mengasimilasikan informasi.
6.         Mendorong pebelajar (siswa) mengemukan pendapatnya dalam diskusi.
7.         Menguji dan mengukur hasil belajar pebelajar (siswa).
8.         Untuk mengetahui keberhasilan pembelajar (guru) dalam proses mengajar.
Adapun komponen-komponen dalam keterampilan dasar ini, yaitu:
1.         Pengungkapan pertanyaan secara jelas.
2.         Pemberian acuan.
3.         Pemusatan.
4.         Pemindahan giliran.
5.         Penyebaran.
6.         Pemberian waktu berfikir.
7.         Pemberian tuntunan.
Beberapa alasan kenapa Pembelajar (guru) perlu menguasai keterampilan bertanya, yaitu karena:
1.         Pembelajar (guru) cenderung mendominasi kelas dengan ceramah
2.         Pebelajar (siswa) belum terbiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
3.          (siswa) harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal.
4.         Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman yang dimiliki oleh pebelajar (siswa).
Dalam rangka memberikan pertanyaan kepada pebelajar (siswa), pembelajar  (guru) seharusnya melakukannya dengan cara-cara yang baik agar tercapai fungsi pertanyaan tersebut, yaitu:
1.         Mendorong pebelajar (siswa) untuk berpikir.
2.         Meningkatkan keterlibatan pebelajar (siswa).
3.         Merangsang pebelajar (siswa) untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4.         Mendiagnosis kelemahan pebelajar (siswa).
5.         Memusatkan perhatian pebelajar (siswa) pada satu masalah.
6.         Membantu pebelajar (siswa) mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik dan mudah difahami.
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari 4 komponen yaitu:
1.         Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan.
2.         Pengaturan urutan pertanyaan.
3.         Penggunaan pertanyaan pelacak.
4.         Peningkatan terjadinya interaksi.
Prinsip-prinsip dari keterampilan bertanya sebagai berikut:
1.         Kehangatan dan keantusiasan.
2.         Menghindari kebiasan mengulang pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengulangi jawaban pebelajar, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk pebelajar sebelum mengajukan pertanyaan.
3.         Waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak daripada waktu yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar.
4.         Susun pertanyaan pokok dan nilai pertanyaan tersebut sesudah selesai mengajar.

B.       Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah suatu respon atau tanggapan terhadap suatu tingkah laku dan penampilan pebelajar (siswa) yang dapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi bagi pebelajar (siswa) dalam proses pembelajaran, mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara kondisi kelas yang kondusif.
Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1.         Kehangatan dan keantusiasan.
2.         Kebermaknaan.
3.         Hindari respon negatif.
4.         Penguatan harus bervariasi.
5.         Sasaran penguatan harus jelas.
6.         Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.

C.      Keterampilan Membukan dan Menutup Pelajaran
1.         Keterampilan Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (Set Induction) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan pebelajar (siswa) agar perhatian berpusat pada apa yang dipelajari dengan demikian diharapkan pebelajar (siswa) akan mudah mencapai kompetensi belajar yang dipersyaratkan.
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
a.         Mempersiapkan mental pebelajar (siswa) agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibahas dalam proses pembelajaran.
b.         Menarik minat dan perhatian pebelajar (siswa).
c.         Menumbuhkan motivasi belajar pebelajar (siswa).
d.        Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
e.         Membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki pembelajar (guru) dengan materi  atau pengalaman pelajaran yang akan diberikan kepada pebelajar (siswa).
f.          Membuka pelajaran juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapan dan penguasaan pebelajar (siswa) terhadap materi yang akan diajarkan.
2.         Menutup pelajaran (Closure)
Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan pembelajar (guru) untuk mengakhiri pelajaran dengan cara menyimpulkan secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari pebelajar (siswa) serta katerkaitannya dengan pengalaman sebelumnya.
Untuk menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
a.         Menyimpulkan atau membuat garis-garis besar dari materi pokok pelajaran yang telah dibahas atau dipelajari.
b.         Memusatkan perhatian pebelajar (siswa) terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat belajar pebelajar (siswa) untuk mempelajari lebih lanjut meteri tersebut.
c.         Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajari pebelajar (siswa).
d.        Memberikan pos test baik secara lisan, tulisan maupun berbentuk perbuatan
e.         Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas serta pemberian tugas-tugas yang harus dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.
Disamping cara-cara membuka dan menutup pelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas, seorang pembelajar (guru) juga harus memperhatikan prinsip-prinsip membuka dan menutup pembelajaran, diantaranya:
a.         Hubungan antar pendahuluan dengan inti pelajaran serta dengan tugas-tugas yang akan dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis.
b.         Mengggunakan apersepsi.
c.         Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan


DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Imam . 2013. Pengelolaan Kelas Dari Teoritis Ke Praktis.
(Yogyakarta: Insyira).

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

- See more at: http://blog-triks.blogspot.com/2011/05/pasang-emoticon-di-kotak-komentar-versi.html#sthash.VCvcG6HH.dpuf