Jumat, 13 Juni 2014

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS DAN PERWUJUDAN PENGELOLAAN KELAS



  A.      Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja tergantung dari pendekatan yang dilakukan guru dalam rangka pengelolaan kelas “(Sobry Sutikno, 2007) Sebagai berikut:
1.         Pendekatan kekuasaan.
Yaitu adanya kekuasaan guru dalam mengawasi atau mengontrol tingkah laku siswa sekaligus merupakan norma yang berlaku dan ditaati oleh siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
2.         Pendekatan kebebasan.
Pengelolaan kelas memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan, dan harapan dalam melakukan aktivitas belajar.
3.         Pendekatan keseimbangan peran.
Pendekatan ini dilakukan dengan memberi seperangkat aturan yang disepakati oleh guru dan siswa. Isi aturan ini berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam merespons semua masalah atau situasi yang terjadi dikelas.
4.           Pendekatan pengajaran.
Pendekatan ini menghendaki peran guru untuk mencegah dan menghentikan tinkah laku anak yang kurang menguntungkan proses pembelajaran.
5.      Pendekatan perubahan tingkah laku.
Tingkah laku siswa yang kurang baik di ubah agar menjadi baik dan yang sudah baik diupaakan dipertahankan.
6.         Pendekatan suasana emosional dan hubungan sosial.
Menurut   pendekatan  ini,   pengeloaan   kelas  merupakan   suatu   proses penciptaan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif antara guru dengan siswa dan anara siswa dengan siswa dikelas.
7.         Pendekatan pluralistik.
Pendekatan ini menekankan pada potensi, kreatifitas dan inisiatif guru dalam mengontrol pembelajaran serta pendekatan ini harus berdasarkan situasi.
8.         Pendekatan Proses Kelompok ( Group Proses Approach ).
Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
9.         Pendekatan Pluralistik ( Electis Approach ).
Adalah pandangan yang mencakup tiga pendekatan  ( perubahan tingkah laku, iklim sosio emosional, dan proses kelompok).

B.       Perwujudan Pengelolaan Kelas
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perwujudan management atau pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.         Kurikulum.
Setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masarakat yang semakin komplek dalam perkembangannya. Kurikulum yang digunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa.
2.         Sarana dan pra sarana.
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang atau gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan demi terciptanya suasana belajar mengajar seperti yang telah diinginkan.
3.         Guru.
Progam kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peran guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara murid-murid suatu kelas.
4.         Murid.
Murid merupakan potensi kelas yang harus di manfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif.
5.         Dinamika kelas.
Kelas adalah kelompok sosial yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yanng dikembangkan melalui kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok.
6.         Lingkungan sekitar.
Adapun keberhasilan suatu proses belajar mengajar sedikit banyak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sebab bilamana dalam proses belajar mengajar tempat atau lingkungan yang digunakan tempat yang kumuh misalnya secara tidak langsung bagaimana keberhasilan dalam proses belajar mengajar bisa tercapai.
Sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perwujudan pengelolaan kelas disini juga akan disebutkan tentang mengapa pengelolaan kelas tidak mudah teretera atau tidak mudah dijalankan:
1.         Berdimensi banyak.
Di kelas guru dituntut untuk melaksanakan berbagai tugas yanng meliputi tugas-tugas akademik dan tugas penunjangnya, yakni tugas-tugas adsministratif.
Tugas edukatif: menyusun persiapan mengajar lengkap dengan alat serta sumber, menyampaikan pelajaran dan mengevaluasi.
Tugas administratif: meliputi pekerjaan mengabsen, mencatat data siswa, menyusun jadwal, mencatat hasil-hasil pengajaran dan masih banyak lagi.
2.         Serentak.
Berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama di kelas yang satupun tidak dapat ditunda. Misalnya selama dilaksanakan diskusi, guru tidak hanya mendengarkan dan membantu mengarahkan pikiran siswa, tetapi juga harus memantau siswa-siswa yang kurang efektif melibatkan diri dalam kegiatan, dan mencari strategi agar diskusi dapat berjalan dengan baik.
3.         Segera.
Proses pengajaran yang terjadi di kelas dapat dikatakan cukup cepat, dengan waktu yang dijadwalakan tersebut guru harus bisa membaginya sedemikian hingga cukup efektif menghasilkan sesuatu yang dikuasai oleh siswa.
4.         Iklim kelas yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
Iklim yang terjadi di kelas bukan semata-mata merupakan hasil upaya guru. Banyak faktor telah mempengaruhi terjadinya iklim kelas, dan beberapa diantaranya datang dengan tiba-tiba.
5.         Sejarah.
Peristiwa yang terjadi di kelas akan mempunyai dampak yang dirasakan dalam waktu yang jauh sesudahnya. Seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Emmer, Everston dan Anderson (1980), peristiwa yang terjadi pada waktu awal-awal sekolah akan banyak berpengaruh pada pengelolaan kelas pada tingkat-tingkat berikutnya. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kelas-kelas yang begitu mudah dikelola tetapi sebaliknya ada yang sangat sulit.ternyata bahwa kelas yang mudah dikelola merupakan kelanjutan dari kelas yang pada waktu di kelas awal ditangani dengan baik LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF.
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, seluruh komponen-komponen tersebut diatas perlu dilengkapi. Disamping itu, di dalam buku Quantum Teaching juga disebutkan bahwa memahami kaitan antara pandangan sekeliling dan otak itu penting untuk mengorkestrakan lingkungan belajar yang kondusif.
Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Gambar atau alat peraga lainnya dapat merangsang modalitas visual, dan juga dapat menyalakan jalur saraf (pandangan sekeliling dan kaitan mata otak), yang kemudian akan mengeluarkan beribu-ribu asosiasi dalam kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks yang kaya untuk pembelajaran yang baru.
Otak berbicara kepada diri sendiri melalui citra-citra asosiatif. Komunikasi di dalam otak dicirikan dengan bahasa metaforis-simbolis, sehingga otak bisa terdapat beberapa pikiran sekaligus.
DAFTAR PUSTAKA


diakses pada tanggal 7 Mei 2014 pkl 19.45 WIB
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

- See more at: http://blog-triks.blogspot.com/2011/05/pasang-emoticon-di-kotak-komentar-versi.html#sthash.VCvcG6HH.dpuf