Jumat, 31 Januari 2014

MODEL DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN DICK AND CAREY

Komponen sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey  dalam Dick terdiri atas :
1.    Mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran idealnya diperoleh dari analisa kebutuhan yang benar benar  mengindikasikan adanya suatu masalah yang pemecahannya adalah dengan memberikan pembelajaran.
2.    Melakukan analisis pembelajaran. Tujuan utama analisis pembelajaran adalah mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang harus ada pada pembelajaran. Karena prosesnya relatif  kompleks, analisis pembelajaran terhadap tujuan pembelajaran umum dapat dilakukan melalui dua tahap : 1) menggolongkan pernyataan tujuan umum menurut jenis kapabilitas belajar. 2) melakukan analisa lanjutan untuk mengidentifikasi ketrampilan bawahan.  Keduanya merupakan proses analisa pembelajaran. 
3.    Menganalisis karakteristik siswa dan konteks pembelajaran. Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran, hal penting yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah analisis terhadap karakteristik siswa yang akan belajar dan konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel.
4.    Merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Perumusan tujuan khusus pembelajaran merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai siswa setelah mereka selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.

5.    Mengembangkan instrumen penilaian. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumen penilaian yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Yang perlu diperhatikan dalam menentukan instrumen evaluasi yang akan digunakan adalah instrumen harus dapat mengukur performa siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.  Beberapa tujuan pembelajaran  tidak bisa diukur dengan tes obyektif tetapi harus diukur unjuk kerja dengan pengamatan penilai.  Untuk membuat instrumen penilaian ini harus dilakukan pemberian skor untuk tiap langkah yang dilakukan oleh pebelajar.

MANAJEMENT KONFLIK LPI

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Dalam sebuah organisai, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling terkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang baik. Demikian pula ketika suatu keputusan yang buruk dihasilkan, komunikasi yang tidak efektif selalu menjadi kambing hitam.
Para manajer bergantung kepada ketrampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan, demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain. Riset membuktikan bahwa manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain.
Ketrampilan memproses informasi yang dituntut dari seorang manajer termasuk kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi ketika bertindak sebagai monitor, juru bicara (Spekesperson), maupun penyusun strategi.
Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik pening dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima olh penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manejer dalam semua komunikasi yag dilakukannya.
Dalam hal me-manage bawahannya, manajer selalu dihadapkan pada penentuan tuntuan pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang dan ditangani oleh bawahannya (role expectaties) dan konflik dapat menimbulkan ketegangan yang akan berefleksi buruk kepada sikap kerja dan perilaku individual. Manajer yang baik akan berusaha untuk meminimasasi konsukensi negatif ini dengan cara membuka dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota bawahannya. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan interpersonalnya, yaitu kemampuan untuk menangani dan menyelesaikan konflik.

ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PAI OLEH MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDY PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM STAI SUNAN DRAJAT

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PAI OLEH MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDY PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM STAI SUNAN DRAJAT

Disusun Untuk Menjawab Soal nomer 7
Ujian Semester V PAI
Mata Kuliah:
Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu :
Nuril Ahmad M.Si
Disusun Oleh :
Ahmad Anif Wahbullah


Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT
(STAIDRA)
Kranji Paciran Lamongan

2014


KATA PENGANTAR

Alhamduillahi robbil alamin rasa syukur selalu kepada Allah SWT karena rahmat dan nikmatnya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan temam-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, panutan berdzikir, berfikir dan beramal shaleh, panutan kita bergerak sepanjang masa.
Pada proposal penelitian ini penulis ingin meneliti tentang “Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar PAI Oleh Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Study Pendidikan Ilmu Pengetahuan Agama Islam” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.


BAB I
PENDAHULUAN

a.     Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran berkembang pesat, banyak hal yang dapat dijadikan media pembelajaran. Internet adalah salah satu bentuk pengembangan teknologi, dengan internet dunia seperti ada di genggaman. mulai dari bermain game, mencari informasi ter update, berkomunikasi dan bahkan cukup layak untuk dijadikan media pembelajaran.
Perkembangan internet sendiri tidak lepas dari pendidikan. Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri (digital liberary). Kebutuhan akan internet cukup banyak, terutama mahasiswa yang baru ingin menyelsaikan perkuliahanya, perlu banyak sumber belajar untuk membuat tugas-tugas perkuliahan.
Dalam kehidupan perkuliahan mahasiswa Staidra program study pendidikan agama islam tidak lepas dari internet, mengingat perpustakaan Staidra yang terbatas dan peminjaman buku yang maksimal hanya bisa meminjam dua buku terbatas empat hari peminjaman, di perparah lagi harga buku yang mahal dan bermacam-macam buku yang mestinya di miliki oleh mahasiswa staidra, disini. internet cukup membantu dalam sumber belajar mahasiswa, yang membutuhkan banyak sumber tentang ilmu pendidikan agama islam.

b.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar, antara lain : optimalisasi pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pendidikan agama islam oleh mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat.


c.       Batasan Masalah
Meskipun banyak permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam oleh mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat, namun dalam penelitian ini hanya membatasi pada masalah pemanfaatan internet sebagai sumber belajar oleh mahasiswa pendidikan agama islam oleh mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat.

d.      Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat telah memanfaatkan internet sebagai sumber belajar?
2.   Alasan apa yang memotivasi mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar?
3. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar?

e.       Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.   Jumlah mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat yang telah memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
2.   Alasan yang memotivasi mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
3. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar 

f.       Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.   Bagi mahasiswa, untuk lebih meningkatkan pemanfaatan teknologi internet sebagai sumber belajar, sehingga mempercepat masa studinya.
2.   Bagi program studi, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan program kerja yang berkaitan dengan fasilitas sumber belajar.
3.   Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan teknologi informasi sehingga dapat memperbaiki kemampuan dalam mengajar 


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

a.       Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.

b.      Pengertian Internet
Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa rangkaian[1]. Jaringan internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global[2]. Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi (usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang terdistribusi(World Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file(Telnet, FTP).[3]
Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning.[4] E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk  sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat :
1.      Meningkatkan pengetahuan.
2.      Berbagi sumber diantara rekan sejawat.
3.      Dengan pengajar di luar negeri.
4.      Mempublikasikan informasi secara langsung.
5.      Mengatur komunikasi secara teratur.
6.       berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional.

c.       Jenis-Jenis
Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakn data diskriptif melalui pengungkapan kata-kata tertulis. Peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam serta perilaku yang diamati.

d.       Bahaya
Perilaku Adiktif / Pecandu Seorang pecandu internet akan menghabiskan waktu berjam-jam bahkan sampai berhari-hari berada didepan komputer untuk online. Untuk pecandu surfing di  Handphone  / Blackberry biasanya mereka  asik  berinternet tanpa memperdulikan tempat dan waktu (mobile).  “Dampak dari kecanduan internet juga tidak main-main. Mulai dari dipecat dari pekerjaan, perceraian, atau kecelakaan mobil akibat menyetir sambil menulis  SMS atau  chatting.  Pecandu internet biasanya kecanduan bermain  Games Online,  blogging,  situs jejaring sosial, jual beli, chating  dan aplikasi-aplikasi internet lain yang sangat menghabiskan waktu.[5]
Penyebab seseorang menjadi pecandu internet adalah:
“Pecandu internet dapat disebabkan oleh informasi yang sangat deras dari luar yang ingin diserap atau diperoleh remaja yang dapat bersumber dari perusahaan, institusi, departemen-departemen, sekolah ataupun remaja itu sendiri. Pecandu internet bisa siapa pun, dari mana pun, kapan pun”.[6]

e.       Pengaruh
Adalah daya atau timbul dari sesuatu ( orang atau benda ) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka kegiatan belajar mengajar diperguruan tinggi tidak hanya ditemukan oleh faktor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa.

f.        Kesimpulan hipotesis Sementara
Hipotesis adalah pendapat atau kesimpulan sementara, dengan kata lain suatu pendapat yang kita gunakan untuk menangkap kenyataan kebenaran dari suatu hal yang belum terbukti kebenarannya atau merupakan penjelasan percobaan ke arah perjalanan penjelasan yang pasti, tetapi ada alasannya yang merupakan suatu keismpulan yang agak pasti.



BAB III
PENUTUP

a.       Kesimpulan
Proposal penelitian ilmah ini mengangkat persoalana bagaimana pemnfaatan media online dikalangan mahasiswa jurusan tarbiyah program study pendidikan ilmu pengetahuan agama islam Sekolah tinggi agama islam sunan drajat dalam pemanfataan media online merupakan perbuatan memanfaatkan suatu hasil dari teknologi tinggi dalam bidang informasi dan komunikasi.

b.      Saran
Berdasarkan beberapa uraian dan kesimpulan tersebut maka perlu kiranya penulis untuk menyampaikan saran sebagai usaha untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan media online sebagai sumber belajar dikalangan mahasiwa.



Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Kamus Istilah Internet. www.wikipedia.com. Diambil 29 Januari 2014. Andhika. 2005. Apa itu Internet?. www.andhika.com. diambil 29 Januari 2014.
Anonim.  2005. Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia. www.jurnal-kopertis4.org. Diambil 29 Januari 2014.
Marsell Ruben Payong. 2005. Good Bye Teacher. www.kompas.com. diambil 29 Januari 2014.
Anonim. Persekolahanhttp://artikel.us/mangkoes6-04-2.html. Diambil 29 Januari 2014.
Philip Rechdalle. 2005. Internet dan Pendidikan. www.pendidikan.net. Diambil 24 Januari 2014.



[1] Anonim. 2005. Kamus Istilah Internet.(www.wikipedia.com).
[2] Anonim. 2005. Sekilas Perkembangan Internet di Indonesiawww.jurnal-kopertis4.org.
[3] Andhika. 2005. Apa itu Internet?. www.andhika.com.
[4] Marsell Ruben Payong. 2005. Good Bye Teacher. www.kompas.com.
[5]Anonim. 2007. Persekolahan. (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html)
[6] Philip Rechdalle. 2005. Internet dan Pendidikan. www.pendidikan.net.



Rabu, 22 Januari 2014

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

KATA PENGANTAR Alhamduillahi robbil ‘alamin rasa syukur selalu kepada Allah SWT karena rahmat dan nikmatnya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan temam-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, panutan berdzikir, berfikir dan beramal shaleh, panutan kita bergerak sepanjang masa. Pada tugas pancasila ini penulis ingin membahas tentang Pentingya Pendidikan Karakter, Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang cukup penting dalam perkembangan suatu individu dan juga bagi kelompok., contoh jepang setelah hancur di bom atom oleh sekutu mereka mengumpulkan guru yang tersisa dan menyekolahkan penduduknya yang mempunyai kemampuan ke luar negeri untuk memajukan pendidikan di negaranya. Tidak butuh waktu lama Negara jepang cepat berkembangbang dan bangkit dari keterpurukanya. Indonesia sebagai Negara yang cukup kaya dengan sumber daya alamnya memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelolah sumber daya alam yang ada demi mamajukan Negara Indonesia. Potensi yang besar itu tidak berbanding lurus dengan sumber daya manusia yang mewadahi. Ada beberapa orang Indonesia yang mempunyai kecerdasan inteleqtual dan emosional yang mumpuni tapi tidak di barengi dengan kecerdasan spiritual yang bagus. Ahirnya yang terjadi bukan malah kemajuan tapi keterpurukan bangsa di karenakan ketidak punyaan sumberdaya manusia yang selain mempunya IQ, EQ, melainkan juga memiliki SQ yaitu spiritual, moral karekter., hal itulah yang perlu dan cukup penting di bangun di Indonesia melalui kurikulum baru system pendidikan yang baru yaitu pendidikan berbasis karakter. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian pendidikan? 2. Bagaimana pengertian karekter? 3. Bagaimana pengertian pendidikan karakter? 4. Kenapa memilih pendidikan yang berbasis karakter? 5. Bagaiman pendidikan karakter di indonesia? 6. Bagaimana strategi-strategi pendidikan karakter? 7. Bagaimana tujuan pendidikan karakter? C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian pendidikan. 2. Menjelaskan dasar pengertian karakter. 3. Menjelaskan pendidikan karakter. 4. Menjelaskan alaan pendidikan karakter. 5. Menjelaskan keadaan pendidikan karakter di Indonesia 6. Menjelaskan stategi-startegi pendidikan karakter. 7. Menjelaskan tujuan pendidikan karakter. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Dari beberapa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. 2).Karakter juga bisa bermakna "huruf". B. Pengertian Karakter W.B. Saunders, menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Gulo W, menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Kamisa, mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian. Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang. Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian kerena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu. Dari berbagai keterangan tersebut dapat di simpulkan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. C. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter Menurut Suyanto adalah usaha untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya adalah usaha untuk mempengaruhi baik menambah atau mengurangi ciri khas yang dimiliki oleh suatu individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu. Dari definisi-definisi di atas dapat di simpulkan Pendidikan Karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. D. Alasan Pendidikan Berkarakter Pendidikan berkarakter mungkin adalah sebuah solusi dari hancurnya moral bangsa ini, kejahatan meraja rela, pencurian dimana-mana, selalu ada pembunuhan, pemerkosaan, narkoba dan masih banyak lagi fenomena bukti kemrosotan moral bangsa dan lebih parahnya lagi adalah korupsi yang meraja rela, kenapa korupsi itu hal yang parah, karena yang korup adalah pejabat-pejabat Negara, penegak-penegak hukum, wakil-wakil rakyat dan pemimpin-pemimpin bangsa. Data menyebutkan kurang lebih 358 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2013, 94 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2013, 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI. Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, BKPM, DLL. Selain itu selama ini anak-anak tidak memiliki waktu dalam membangun karakter dirinya, pendidikan yang diberikan oleh sekolah selama ini hanya menekankan pembelajaran yang bersifat akademik, sementara yang bersifat attitude atau prilaku kurang terperhatikan. Kondisi disekolah juga dibawa ke rumah dan ditambah dengan tuntutan orang tua kepada anak-anak. Kalau pendidikan berbasis karakter maka siswa-siswi tidak akan terlalu dibebani muatan ilmu pengetahuan. “Terutama pada anak-anak sekolah dasar (SD) nantinya tidak akan dibebani dengan mata pelajaran bermuatan ilmu pengetahuan, tetapi siswa akan lebih diasah dalam hal pembentukan sikap dan ilmu dasar seperti membaca, menulis dan berhitung, untuk apa kita sediakan buku dan alat, kalau membaca saja belum mengerti,. E. Pendidikan karakter di Indonesia Pendidikan karakter di Indonesia sudah mulai di perhatikan, tahun 2013 Moh Nuh menteri pendidikan dan kebudayaan meresmikan kurikulum 2013 yaitu kerikulum berbasis karakter sebagai kurikulum nasional. Pelaksanaan kurikulum berkarakter di Indonesia belum keseluruhan masih dalam proses percobaan, di setiap kabupaten kota baru di ambil beberapa sekolahan yang menerapkan itu sebagai langkah percobaan penerapan kurikulum baru. Tidak hanya itu beberapa kelengkapan dari kurikulum 2013 pun masih perlu penambahan contoh tentang SLB (sekolah luar biasa) masih belum di cantumkan dalam kurikulum berkarakter Adapun karakter yang perlu di bentuk dan di tumbuhkan yaitu : 1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya 2. Kemandirian dan Tanggung Jawab 3. Kejujuran atau Amanah, Diplomatis 4. Hormat dan Santun 5. Dermawan, Suka Tolong Menolong & Gotong Royong 6. Percaya Diri dan Pekerja Cerdas 7. Kepemimpinan dan Keadilan 8. Baik dan Rendah Hati 9. Karakter Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan. F. Strategi-Strategi dalam Pendidikan Karakter Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental.Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat cara sosial-emosional. Menurut Gardner manusia itu sedikitnya memiliki 9 kecerdasan.Kecerdasan manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa.Ada banyak kecerdasan lain yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia.Sedangkan menurut Howard Gardner (1999) yang menjelaskan 9 kecerdasan ganda, apabila dipahami dengan baik, akan membuat semua orang tua memandang potensi anak lebih positif.Terlebih lagi, para orang tua (guru) dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memperdayakan di sekolah.Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui.Bagi Orangtua atau guru , yang dibutuhkan adalah kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak tersebut.Baik guru atau Orang tua juga harus berpikir terbuka, keluar dari paradigma tradisional.Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap.Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia. G. Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa Perkembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia.Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional Berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi manusia yag beriman,dan bertakwa kepaa Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan.Oleh karena itu, rumusan tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan.Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa 2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa 4. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa merupakan Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dan diidentifikasi dari sumber-sumber Agama, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama, maka kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan.Secara politis, kehidupan kenegaraan didasari pada nilai yang berasal dari agama.Dan sumber yang kedua adalah Pancasila, Pancasila : Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut dengan Pancasila.Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut.Posisi budaya yang demikian penting dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Pendidikan Karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Pendidikan berkarakter mungkin adalah sebuah solusi dari hancurnya moral bangsa. Pendidikan karakter di Indonesia sudah mulai di perhatikan, tahun 2013 Moh Nuh menteri pendidikan dan kebudayaan meresmikan kurikulum 2013 yaitu kerikulum berbasis karakter sebagai kurikulum nasional. 2. Saran Penulis menyarankan untuk tidak menggunakan makalah ini sebagai acuan yang mutlak karena makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis menyarankan kepada semua pembaca makalah ini untuk mencari sumber-sumber lain untuk menyempurnakan makalah ini. BAB IV DAFTAR PUSTAKA Undang-undang republic Indonesia nomer 20 tahun 2013 tentang pendidikan nasional. Muin,Fachtul.2011.Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta : Arr-ruzz. http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/10/pengembangan-pendidikan-dan budaya dan.html Ananta Pramoedya Toer.2006. Anak Semua Bangsa.Jakarta : Lentera Dipantar Goble. www.kompas.com Permendikbud 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD/MI
- See more at: http://blog-triks.blogspot.com/2011/05/pasang-emoticon-di-kotak-komentar-versi.html#sthash.VCvcG6HH.dpuf