MULTIPLE INTELLIGENCIES
MAKALAH
Dipresentasikan
dalam diskusi kelas
Matakuliah Model
dan Strategi Pembelajaran
SEMESTER IV
Dosen
Pembimbing
Imam Azhar, M.
Pd.
Oleh :
Ah Anif Wahbullah
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
2013
Kata Pengantar
Segala puja dan
puji syukur yang sedalam-dalamnya senantiasa kami curahkan kepada Allah Swt. Semoga segala apa yang kita fikirkan tetap
dalam koridor Ahlussunah Wal Jamaah dan semoga Dhikir tetap tersusun dalam
hembusan nafas kita serta segala yang kita lakukan tetap sesuai dengan
Pancasila.
Sholawat serta
salam semoga tetap kepada
junjungan kita, figur utama kita bergerak sepanjang masa, baginda nabi
Muhammad Saw.
Dalam makalah Model dan Strategi Pembelajaran ini kami akan membahas tentang Multiple Intelligencies (kecerdasan majemuk)
DAFTAR ISI
Daftar
Isi…………………………………………………………………………..……...... 1
BAB : I Pendahuluan
a.
Latar belakang…………………………………………………...…………. 2
b.
Rumusan masalah……………………………………………...…………... 2
c.
Tujuan
penulisan…………………………………………………………… 2
BAB
: II Pembahasan
a.
Pengertian
Multiple Intelegensi……………………………………. 3
b.
Jenis
– Jenis Multiple Intelegensi………………………………….. 4
BAB III Penutup
a. Kesimpulan…………………………………………………………………. 7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………… 8
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Anak
adalah amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dan dididik untuk mencapai
keutamaan hidup dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semua bayi yang
dilahirkan kedunia ini bagaikan sebuah mutiara yang belum di ukir dan belum di
bentuk, tapi amat bernilai tinggi, maka kedua orang tualah yang akan mengukir
dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenagi oleh
orang.[1]
Pendidikan
adalah sesuatu yang sangat penting untuk didapatkan baik anak-anak, maupun
dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil
dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Banyak
sekali faktor-faktor yang berpengaruh dalam suksesnya suatu proses pendidikan
sebagai contoh karakteristik individu pebelajar, dilihat dari aspek kecerdasan,
psikologi dan biologis belajar itu sendiri.[2] Mengingat
akan pentingnya pendidikan, lebih baiknya kita mengetahui hal-hal yang
berhubungan tentang pendidikan, termasuk multiple intelegensi, yang insaallah
dengan mengetahui multiple intelegen kita dapat mendeteksi posisi kecerdasan
diri, dan itu akan membantu dalam proses pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian multiple intelegence ?
2.
Apakah Jenis – jenis intelegensi ?
3.
Bagaimana hasil penelitian
terhadap multiple intelegensi ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan pengertian multiple intelegence.
2.
Menjelaskan Jenis – jenis multiple intelegensi.
3.
Untuk mengetahui hasil penelitian terhadap multiple intelegensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Multiple
Intelegensi
Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences, MI) mulai diperkenalkan oleh Howard Garner
pada tahun 1983 melalui bukunya yang berjudul Frames of Mind. Buku tersebut merupakan hasil penelitian panjang
dari Gardner yang ia mulai sekitar tahun 1979. Waktu itu Howard Gardner menjadi
salah seorang anggota yunior dari kelompok riset di Harvard Graduate School of Education yang diminta oleh Bernard Van
Leer Foundation dari Den Haag untuk melakukan penelitian mengenai sifat alami
dan realisasi potensi manusia. Tugas Gardner hanyalah menulis monograf mengenai
apa yang telah diterima dalam ilmu pengetahuan manusia mengenai sifat alami
manusia belajar (Gardner, 2003). Namun tugas itulah yang membawa Gardner pada
ide tentang kecerdasan majemuk.
Semula Gardner mengira hasil karyanya terutama hanya akan
diminati oleh mereka yang terlatih dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan,
dan terutama mereka yang mempelajari kecerdasan dari perspektif Piaget, atau
dari perspektif penyusunan tes dan pengukuran. Namun ternyata Gardner keliru. Frames of Mind menarik perhatian banyak
kalangan (Gardner, 2003).
Menurut Arnold dan Fonseca (2004) Teori Kecerdasan
Majemuk Gardner yang disajikan sebagai perspektif kognitif dalam kecerdasan
membawa implikasi yang besar untuk pendidikan pada umumnya. Jackson dan Brown
(2009) juga menyebutkan bahwa Teori Kecerdasan Majemuk mengakui perbedaan
individu sebagai suatu sumber daya, bukan sebagai suatu masalah. Sedangkan
Anaduaka (2011) menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk
telah berkembang dan telah dianut secara luas dan telah ditemukan bahwa
pendekatan ini sangat efektif dalam mengubah situasi pembelajaran menjadi lebih
baik, dalam pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran apa saja, Intelegensi bukalah sesuatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi
ilmiah untuk mendiskripsikan individu yang berkaitan dengan kemampuan
intelektual. Dalam menartikan intelegensi ini, para ahli mempunyai pengertian yang
beragam. Di antara pengertian intelegensi itu adalah sebagai berikut.
a. C.P. Chaplin
(1975) mengartikan intelegensi itu
adalah sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikn diri terhadap situasi baru
secara cepat dan efektif.
b. Anit E.
woolfolk (1995) mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intelegensi itu
meliputi tiga pengertian,yaitu (1) Kemampuan untuk belajar; (2) Keseluruhan pengetahuan
yang diperoleh; dan (3) Kamampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan
situasi baru atau lingkungan.
c. Binet (Sumadi.,
1984) menyatakan bahwa sifat hakikat
intelegensi itu ada tiga macam, yaitu (a) kecerdasan untuk mempertahankan
menetapkan dan mempertahankan tujuan tertetu. Semakin cerdas seseorang, akan
semakin cakaplah dia membuat tujuan sendiri, mempunyai ini siatif sendiri tidak
menunggu perintah saja; (b) kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka
mencapai tujuan tersebut; (c) kemampuan untuk melakukan otokritik, kemampuan
untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
d. Raymon
Cattel dkk. (kimble dkk., 1980) mengklasifikasi intelegensi ke dalam dua
kategori, yaitu “fluid intelligence” yaitu tipe kemampuan analisis kognitif
yang relative tidak dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya; (b)
“crystallized inteligence”, yaitu keterampilan-keterampilan atau kemampuan
nalar (berfikir) yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya.[3]
B. Jenis – Jenis Multiple Intelegensi
1.
Linguistic Intelligence (Inteligensi bahasa atau verbal)
Intelegensi bahasa atau kata adalah kapasitas
seseorang untuk menggunakan kata-kata secara efektif baik secara oral (seperti:
penceritera, orator, atau politisi) atau secara tertulis (seperti: penyair,
editor, jurnalis). Intelegensi ini meliputi ablitas untuk memanipulasi sintak
atau struktur bahasa, fonologi, atau suara bahasa, makna atau semantik bahasa,
dan demensi pragmatic atau penggunaan bahasa praktis. Beberapa penggunaan
bahasa antara lain meliputi retorika, mnemonics, explanation, dan meta bahasa.
2.
Logical-Mathematical Intelligence (intelegensi logika dan matematik)
Intelegensi logika dan matematik merupakan
kapasitas seseorang dalam menggunakan angka secara efektif (seperti: ahli
matematika, akuntan pajak, ahli statistic), dan untuk menalar dengan baik
(seperti: ilmuwan, programer komputer, atau ahli logika). Intelegensi ini
memuat kepekaan dalam pola-pola logika dan hubungan, penyataan dan preposisi
(jika-maka, sebab-akibat), fungsi dan hubungan-hubungan abstrak. Jenis-jenis
pemrosesan informasi yang menggunakan intelegensi logika matematik terdiri
atas: pengkategorian, klasifikasi, meramalkan, generalisasi, kalkulasi, dan uji
hipotesis.
3.
Visual-Spatial Intelligence (Intelegensi spasial-visual)
Intelegensi spasial-visual adalah abilitas seseorang
untuk merasakan dunia visual-spasial secara efektif (seperti pemburu, pengintai
dan pemandu), dan untuk mentransformasi persepsi pada perilaku (seperti:
decorator interior, arsitek, artis, pencipta). Intelegensi ini mencakup
sensitivitas terhadap elemen warna, garis, bagian potongan, bentuk, ruang, dan
hubungan yang terjadi antar elemen. Intelegensi ini juga merupakan kapasitas
untuk memvisualisasi atau menyajikan ide dalam bentuk grafis visual atau
spasial.
4.
Bodily-Kinesthetic Intelligence (Intelegensi bodi-kinestetik)
Intelegensi bodi merupakan keahlian seseorang
dalam menggunakan keseluruhan tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan
(seperti: aktor, pelawak, atau badut, atlet dan penari), dan menggunakan tangan
dengan mudah untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu (seperti: ahli
pembuat kapal, pemahat patung, ahli mekanik, dan ahli bedah). Intelegensi ini
meliputi keterampilan fisik khusus seperti koordinasi, keseimbangan,
ketangkasan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan gerak tubuh sebaik kapasitas
proprioceptive, otot, dan haptic.
5.
Musical Intelligence (Intelegensi music)
Intelegensi music adalah kapasitas seseorang
untuk merasakan (seperti pemusik afocinado), membedakan (seperti pengkritik
musik), transformasi (seperti composer), dan mengekspresikan (seperti ahli
pertunjukan) bentuk-bentuk musik. Seseorang dengan intelegensi musik kuat
mempunyai pemahaman musik top-down (global, intuitif), pemahaman formal atau
bottom-up (analitik, teknikal) atau keduanya secara baik.
6.
Interpersonal Intelligence (Intelegensi untuk berhubungan dengan orang
lain)
Interpersonal atau intelegensi untuk berhubungan
dengan orang lain adalah abilitas seseorang untuk merasakan dan membuat
perbedaan dalam mood, intensi, motivasi, dan perasaan orang lain. Intelegensi
ini mencakup sensitivitas terhadap ekspresi muka, suara, dan gesture, kapasitas
untuk membedakan atara berbagai jenis cues interpersonal, dan abilitas untuk
merespon secara efektif terhadap cues dalam beberapa cara prakmatik (seperti: untuk
memepengaruhi kelompok orang agar mengikuti aturan atau garis tertentu).
7.
Intrapersonal Intelligence (Intelegensi intrapersonal atau intelegensi
self)
Intelegensi intrapersonal atau intelegensi self
adalah kemampuan self-knowledge seseorang dan abilitasnya untuk bertindak
secara adaptif atas dasar pengetahuan. Intelegensi ini meliputi keakuratan
seseorang dalam penggambaran diri (kekuatan dan kelemahan diri), kesadaran atas
mood dari dalam, intense, motivasi, tempramen, dan keinginan, kapasitas untuk
mendisiplin diri, pemahaman diri, dan penghargaan diri merespon secara efektif
terhadap cues dalam beberapa cara prakmatik (seperti: untuk mempengaruhi
kelompok orang agar mengikuti aturan atau norma tertentu).
8.
Naturalistic Intelligence (intelegensi naturalistik)
Intelegensi naturalistik adalah abilitas
seseorang untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi pola-pola yang ada dalam
alam. Intelegensi naturalistic barangkali dapat dilihat bagaimana cara
seseorang berhubungan dengan lingkungannya dan peran yang dia mainkan dalam
berhubungan dengan alam. Seseorang yang sensitif dengan perubahan pola musim
atau kemampuan beradaptasi dengan alam barangkali merupakan ekspresi abilitas
intelegensi naturalistik.
Berdasarkan pemahaman atas konsep MI(multiple intelegen)
dan delapan intelegensi sebagaimana diuraikan di depan, maka ada empat poin
pokok untuk memahami MI siswa. Empat poin pokok tersebut yaitu bahwa
intelegensi siswa: (1) merupakan sesuatu yang dinamis, terus tumbuh dan berubah
sepanjang hayat, dan bukan sesuatu yang statis yang dibawa sejak lahir, (2)
intelegensi dapat diperbaiki, diperluas, dan diperkuat, (3) keterbatasan
intelegensi dibuat oleh individu sendiri (Lazear, 1991), dan sebagian besar
potensi intelegensi seseorang terpendam (laten) dan dapat ditingkatkan, dapat
dibangun kembali, atau dikuatkan dengan cara dilatih (Perkins dan Grotzer,
1997).
Memperhatikan empat poin pokok dalam memahami MI
siswa, ini berarti bahwa perkembangan jenis-jenis intelegensi setiap individu
akan bervariasi kualitasnya. Relevan dengan simpulan ini, hasil penelitian
menunjukkan bahwa setiap anak mempunyai tingkatan intelegensi yang berbeda
untuk setiap jenisnya (Amstrong, 1993). Hasil survey terhadap 3064 orang di AS
yang dilakukan MIDAS (2000) mendukung pendapat Amstrong tersebut, yaitu bahwa
profil jenis intelegensi yang dominan kuat dimiliki mereka terdistribusi
seperti dalam tabel berikut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intelegensi sering diartikan sebagai kemampuan
memecahkan masalah, menggunakan logika, dan berfikir kritis. Di bidang
psikologi dan pendidikan, sebagian para ahli berpegang kuat pada pandangan
bahwa intelegensi yang fenomenanya berwujud intelligence Quotient (IQ)
merupakan karakteristik kemampuan umum untuk menjelaskan perbedaan tingkah laku
dan belajar antar siswa. Di asumsikan bahwa setiap individu dapat
diklasifikasikan menurut tingkatan intelegensinya.
Multiple Intelegense ada delapan jenis yaitu
Linguistic Intelligence (Inteligensi bahasa atau verbal), Logical-Mathematical
Intelligence (intelegensi logika dan matematik), Visual-Spatial Intelligence
(Intelegensi spasial-visual), Bodily-Kinesthetic Intelligence (Intelegensi
bodi-kinestetik), Musical Intelligence (Intelegensi music), Interpersonal
Intelligence (Intelegensi untuk berhubungan dengan orang lain), Intrapersonal
Intelligence (Intelegensi intrapersonal atau intelegensi self), Dan
Naturalistic Intelligence (intelegensi naturalistik).
Penelitian tentang multiple intelegen sangat
membantu di dalam proses pendidikan, Beberapa di antara praktik – praktik
penting ayang dihasilkan oleh penelitian tentang multiple intelegen adalah
pembelajaran berbasis permasalahan, simulasi dan permainan peran, diskusi
aktif, dan tampilan visual.
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani Ikhsadan A. Fuad Ikhsan. 1998. Filsafat Pndidikan Islam. Bandung.
Pustaka Setia.
Imam azhar, 2013. pengelolaan kelas dnari teoritis ke praktis. Yogyakarta.
Insyira.
Syamsul yusuf. 2003. psikologi perkembangan anak dan remaja.
Yogyakarta. Rceda.
[1]
Hamdani Ikhsan dan A. Fuad Ikhsan, Filsafat Pndidikan Islam, Bandung, Pustaka
Setia, 1998. Hal.120
[2]
Imam azhar, pengelolaan kelas dari teoritis ke praktis,Yogyakarta,
Insyira,2013. Hal. 45
[3] Yusuf
syamsul, psikologi perkembangan anak dan remaja, yogyakarta, Rceda, 2003.
Hal.106